Mulkansyah |
Batam, JMRN | Ketua Riau
Corruption Watch Mulkansyah mencium ada bau ketidakberesan dalam masalah
Dinding Panjat Tebing Buatan yang di bongkar oleh Dinas Tata Kota sejurus
sebelum MTQ 2014 dilaksanakan. “ Barang itu adalah asset daerah Kota Batam,
dibangun dengan dana APBD. Kok bisa raib dan hilang begitu saja. Habis
dibongkar, dikemanakan ? Kok sampai
sekarang tidak berdiri lagi ? “ setengah bertanya Mulkan membuka wawancara
dengan Radionasional.com.
Sebelum MTQ 2014 berlangsung,
Pelataran Engku Putri boleh berbangga karena memiliki dinding panjat setinggi
18 meter dengan dua lintasan yaitu speed dan over hang serta beberapa dinding
pendek untuk latihan borderan. Lintasan panjatnya sendiri terbuat dari fiber
dan sudah termasuk kategori dinding panjat Artificial ( Buatan ) berstandar
internasional. Menjelang MTQ 2014, dinding panjat ini dibongkar seperti membongkar kios kaki lima oleh Dinas Tata Kota. Alasan pembongkaran? tak jelas
alasannya apa.
“ Saat itu Kepala Dinas Tata
Kota Pak Gintoyono. Kemudian berganti dengan pak Asril. Sekarang Dinas Tata
Kota sudah berganti nama, berganti juga lagi kepala dinasnya. Masa selama 4
tahun barang yang sudah ada tidak mampu didirikan kembali. Sementara, menurut
informasi yang saya terima anggaran untuk mendirikan kembali dinding panjat ini
sudah pernah diketok palu. Bangkainya saja tidak jelas ditaruh dimana. Ini kan
jadi tanda tanya ? Milyaran lho uang APBD untuk membangun dinding panjat ini
kok malah hilang ?” demikian Mulkan menerangkan.
Lebih jauh Mulkan menjelaskan
bahwa ketentuan tentang pengelolaan barang milik daerah sudah jelas diatur
dalam Peraturan Pemerintah No 27 tahun 2014.
“ Jadi sekarang pemerintah Kota harus memperjelas, dengan dasar
peraturan pemerintah dan perundangan yang ada status dinding panjat itu
sekarang bagaimana ? dengan kondisi bangkainya tidak terlacak diduga barang ini
kategorinya dimusnahkan. Alasannya apa
jika memang dimusnahkan ? Tidak dapat dipakaikah ? yang pasti ini sudah menjadi
kerugian daerah yang notabene juga kerugian negara. Maka harus ada yang
bertanggung jawab secara hukum terhadap masalah ini.” Demikian Mulkan
menegaskan.
Dinding Panjat Kota Batam dulu sebelum dirubuhkan |
Sebelum menutup pembicaraan,
Mulkan menegaskan bahwa dirinya akan membawa masalah ini ke jalur hukum. “
kasihan, generasi muda kita yang hobi panjat. Harusnya bisa latihan dan membawa
nama Batam malah sekarang latihan di ruli. Ini namanya penindasan. Jika perlu
saya giring masalah ini sampai ke Jakarta. “ demikian Mulkan menutup
pembicaraan. ( Andre )
Komentar Anda
0 comments:
Terima kasih atas kunjungan Saudara ke laman berita Jaringan Media Radio Nasinal