“ Kalau ibu ibu di Lumbis Ogong perutnya sudah merasa melahirkan di malam hari, pagi pagi jalan jam 8 sudah sampai di Pagalungan,” ujar Anggota DPRD Nunukan yang berasal dari Kecamatn Lumbis Ogong Karel Sompoton Sabtu (03/02).
Karena melahirkan di klinik bersalin di Negara Malaysia, maka anak anak warga Kecamatan Lumbis Ogong dipastikan memiliki kartu my kid atau surat kelahiran atau surat beranak yang dikeluarkan Negara jiran tersebut. Dengan memiliki kartu my kid, nantinya bisa menjadi dasar untuk bisa mengurus surat tanda penduduk Negara Malaysia atau IC.
“ Di Negara Malaysia kalau ibu ibu melahirkan ke sana mereka diberikan surat beranak namanya, dan surat inilah dasar untuk membuat IC kedepannya,” imbuh Karel.
Selain dekatnya klinik bersalin Negara Malaysia dengan Kecamatan Lumbis Ogong, mahalnya biaya trasnportasi menuju rumah sakit di Kabupaten Nunukan juga menjadi pertimbangan warga untuk melahirkan di Negara Malaysia. Dekatnya layanan kesehtan Negara Malaysia di wilayah perbatasan juga menjadi pertimbangan untuk keselamatan ibu yang melahirkan. “ Kalau ke Nunukan sekali jalan biayanya bisa 3 juta rupiah. Perjalannya bisa 4 hnga 5 jam,” imbuh Karel.
Warga perbatasan di Kecamatan Lumbis Ogong memiliki identitas ganda menurut Karel Sompoton hanya sarana untuk bisa bertahan hidup, dimana untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka masih bergantung ke Negara Malaysia. Menurutnya rasa nasionalisme warga di wilayah perbatasn KecamatanLumbis Ogong masih tinggi mengingat mereka masih bertahan untuk menjadi warga Negara Indonesia meski dengan situasi yang sulit.
"Kita di Ogog ini kan masih dikatakan masih tertinggal, terjauh, terisolir dan sebagainya, maka IC IC ini untuk kemudahan masyarakat cari kerja atau apa disana atau meninjau keluarga disana, itulah suatu kemudahan, itu tidak bisa dipungkiri,” ucapnya.
AWAN SENJA
Komentar Anda
0 comments:
Terima kasih atas kunjungan Saudara ke laman berita Jaringan Media Radio Nasinal