Tanjung Selor, RN – Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim-Kaltara mencatat pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Utara menunjukan trend positif di angka 6,62 persen terhadap triwulan III tahun 2016 (YoY).
Pertumbuhan ini dalam rilis humas Pemoerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara disebutkan kondisi tersebut melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tercatat sebesar 5,06 persen. Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi di Kaltara juga tercatat tertinggi di Kalimantan. Yang lebih menggembirakannya lagi, triwulan ini untuk kedua kalinya Kaltara tertinggi di Kalimantan. Triwulan II dengan pertumbuhan 6,44 persen juga memimpin di Pulau Kalimantan.
Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie mengungkapkan, berdasarkan laporan yang diterimanya, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi di Kaltara triwulan III ini mengalami pertumbuhan 1,94 persen (q to q). Mengalami percepatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,17 persen.
Dari sisi produksi, masih berdasar laporan BPS Kaltim-Kaltara, pertumbuhan tertinggi secara q-to-q dicapai oleh lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 6,44 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran dipengaruhi oleh komponen konsumsi pemerintah yang mengalami koreksi sebesar negatif 14,67 persen.
Secara kumulatif, kata Gubernur, perekonomian Kaltara selama triwulan I sampai dengan triwulan III tahun 2017 tumbuh sebesar 6,44 persen (CoC). Pertumbuhan tertinggi tersebut, dicapai lapangan usaha penyedia akomodasi dan makanan minuman yang memberi kontribusi perumbuhan sebanyak 11,61 persen.
Bagi Irianto, hal ini tentu saja cukup menggembirakan, menginngat harga komoditas dunia belum sepenuhnya membaik. Dampak positifnya, kata Dia justru usaha menengah ke bawah ini tumbuh baik.
Tumbuhnya ekonomi tataran menengah ke bawah ini, lanjut Irianto diyakini karena beberapa faktor lokal. Antara lain mulai baiknya beberapa infrastruktur penting seperti akses antar daerah di Kaltara dan provinsi di sekitarnya.
“Ruas-ruas jalan yang dulunya rusak, sudah bisa dilewati dengan lancar. Misalnya Jalan Trans Kalimantan dari Tanjung Selor menuju Tana Tidung-Malinau. Begitu juga dari arah Tanjung Redeb (Berau). Sekarang, alhamdulillah semua mulus,” katanya.
Faktor pendukung pertumbuhan ekonomi lainnya, dikatakan Irianto, adalah pergerakan manusia di Kaltara yang sudah cukup intensif. Ini terjadi karena adanya pembukaan rute penerbangan baru, seperti masuknya Wings Air ke Tanjung Selor, serta penambahan penerbangan di Tarakan. Termasuk banyaknya kegiaran berskala provinsi dan nasional yang digelar di Kaltara.
“Itu memang sebagian kecil. Pemicu terbesarnya adalah tetap investasi pemerintah. Artinya, banyak kegiatan yang bersumber dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negar) maupun APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Kegiatan konstruksi sudah banyak yang terealisasi dan akan terealisasi. Dari perputaran uang itu, yang kemudian menggerakkan ekonomi kita,” kata Irianto menceritakan.
Dalam hal kontribusi kegiatan investasi yang makin mudah dilakukan, dapat dilihat dari pertumbuhan lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 6,73 persen. Kemudian lapangan usaha pertanian, kehutanan, perikanan tumbuh 4,04 persen.
Sektor konstruksi juga mengalami pertumbuhan 5,36 persen. Batu bara dan minyak bumi yang belum sepenuhnya membaik, menurut Gubernur, tetap memberi dorongan pergerakan ekonomi Kaltara, khususnya pertumbuhan triwulan III terhadap triwulan II kemarin.
Yang tak kalah baiknya, pertumbuhan ekonomi Kaltara pada triwulan III tahun 2017 (YoY) ini berhasil menjadi yang tertinggi dibanding wilayah lain di Pulau Kalimantan. Kaltara mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,62 persen, diikuti Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan pertumbuhan 6,44 persen. Kalimantan Tengah (Kalteng) yang sempat menduduki pertumbuhan ekonomi tertinggi di Kalimantan dan nasional pada triwulan I 2017 justeru turun di urutan ketiga. Pertumbuhan ekonomi Kalteng hanya sebesar 6,13. Lalu, Kalimantan Barat (Kalbar) 5,13, dan terakhir Kalimantan Timur (Kaltim) sebesar 3,54 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kaltara menduduki peringkat tertinggi di Kalimantan juga terjadi pada triwulan II. Dengan presentase sebesar 6,44 persen, Kaltara memimpin, diikuti Kalteng 6,12 persen, Kalsel 5,15 persen, Kalbar 4,92, dan Kaltim 3,58 persen.
“Ini suatu hal yang sangat menggembirakan. Mudah-mudahan tren ini berlanjut sampai Desember sampai juga tahun 2018 nanti dan seterusnya," kata Irianto optimis.
Dirinya pun meyakini, investasi-investasi di Kaltara, yang diperkirakan bisa mulai bergerak pada 2018, akan memicu semakin tingginya pertumbuhan ekonomi di Kaltara.
REDAKSI | HUMAS PEMPROV KALTARA
EDITOR : ANDRI ARIANTO
Komentar Anda