Malang, RN - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan penanaman serentak bawang putih di Kabupaten, Jawa Timur seluas 30 hektare (ha). Penanaman ini melibatkan importir bawang putih yang bermitra dengan kelompok tani.
"Momen ini menjadi istimewa, karena seluruhnya dilakukan oleh pelaku usaha atau importir yang selama ini nyaris tidak pernah menanam bawang putih," ujar Dirjen Hortikultura Spudnik Sujono di sela acara di Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sebagaimana dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (29/11).
Ada empat importir berpartisipasi pada kegiatan itu. Yakni, PT Tunas Sumber Rezeki, PT Aman Buana Putra, PT Haniori, dan PT Niaga Tama. Mereka bersinergi dengan lima kelompok petani (poktan) di lima desa pada dua kecamatan, Pujon dan Poncokusumo.
Spudnik menyakini penanaman serentak tersebut dilakukan tak sekadar untuk menggugurkan kewajiban tanam, sebagaimana dipersyaratkan dalam rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH). Kewajiban tanam 5 persen diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 16 Tahun 2017.
"Namun, saya percaya apa yang dilakukan oleh teman-teman pelaku usaha hari ini, adalah wujud ekspresi dari komitmen kita semua untuk membangkitkan kembali kejayaan bawang putih nasional," ujar mantan Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan itu.
Dia menambahkan regulasi tersebut dibuat semata-mata untuk mempercepat swasembada bawang putih pada 2019. Target tersebut sesuai visi Lumbung Pangan Dunia 2045 yang dicanangkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Karenanya, melalui momentum diharapkan akan menimbulkan efek berantai bagi pelaku usaha atau importir lainnya. Sehingga, importir lain terdorong segera merealisasikan kewajiban tanamnya.
"Dengan komitmen kuat dan sinergi dari seluruh pihak, saya sangat optimis, bangsa ini mampu bangkit membalikkan keadaan. Dari negara pengimpor terbesar bawang putih dunia, menjadi salah satu negara produsen bawang putih terbesar dunia," timpal Kasubdit Bawang Merah dan Sayuran Umbi Ditjen Hortikultura Mardiyah Hayati Mardiyah.
Bupati Malang Rendra Kresna pada kesempatan sama juga menganggap kegiatan ini merupakan momentum penting. Soalnya, sejak 1990-an bawang putih sudah tidak dibudidayakan lagi secara masif.
Untuk itu, Bupati diwakili Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Malang, Nasri Abdul Walid menyampaikan terima kasihnya kepada importir. "Jangan segan-segan tambah kuota, kami akan siapkan lahan," katanya.
Sedangkan kepada para petani,Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang meminta mereka memanfaatkan sebaik-baiknya kegiatan tersebut. "Mudah-mudahan, nanti panen sesuai yang kita harapkan," ujarnya.
Untuk menunjang budidaya bawang putih, Pemkab Malang bakal segera membagi-bagikan sarana produksi (saprodi), "Baik pompa, olah tanah, tangani OPT (organisme pengganggu tanaman)," bebernya.
Sementara itu, Direktur Pelaksana PT Aman Buana Putra (ABP), Aman Buana Putra, menyatakan kewajiban tanam 5 persen tersebut tak memberatkan importir. Justru, dia menganggap sebagai pengalaman berharga. "Kita selalu mendukung program pemerintah, kan untuk swasembada bawang putih," katanya, terpisah.
Salah satu dukungan lain PT ABP terhadap program pemerintah dalam pertanian ialah mengekspor bawang merah.Menurut Aman tidak ada hambatan dalam proses menjalankan kewajiban tanam tersebut sejak awal.
Sebab, koordinasi dengan dinas terkait di daerah berjalan lancar. "Hari ini kita tanam berjalan dengan lancar," imbuhnya.
Dirinya berharap produktivitas bawang merah yang dihasilkan sesuai target, mencapai 6 ton per hektare. PT ABP pun berencana kembali mengadakan tanam bawang putih di Malang dan Lombok Timur pada 2018 mendatang.
Adapun, Zulfan dari poktan di Desa Purworejo, Ngantang, Malang meminta Program wajib tanam 5 persen berdasarkan RIPH tak berhenti di Pujon. "Mudah-mudahan 2018 nanti bisa ke Ngantang. Di Ngantan, tahun 90 rata-rata petani bawang putih," harapnya.
Meski demikian, Zulfan berharap pemerintah dan swasta turut membantu mengedukasi petani soal cara tanam bawang putih, agar hasilnya nanti sesuai harapan. Apalagi, banyak petani di Ngantang yang kini beralih membudidayakan bawang merah dan komoditas lain..
"Kami juga minta jangan cuma untuk tanam saja. Tapi, pascapanen, pemasarannya, sehingga kami enggak rugi," tutup Zulfan.
REDAKSI | ***
Portal Berita Terpercaya menyajikan berita terhangat dan populer berbasis online
RUBRIKASI
BERITA HOT
-
Batam , JMRN -Wanita berambut panjang yang bernama Diyah Ayu Tanjung (35) ini tega menipu suaminya sendiri yang baru saja dinikahi setahu...
-
Karimun, JRMN -Brigadir Jenderal Djoko Rudi, S.H.,S.Ik,M.Si, Direktur Pengkajian Sosbud dan Demografi Debidjianstrat Lembaga Pertahanan N...
-
Batam, RN - Untuk meningkatkan kompetensi wartawan, pihak media online www.expossidik.com grup menggelar pelatihan wartawan. Pelatihan i...
-
Batam, JMRN -Studio eyelash extension di Batam kian diminati. Pertumbuhannya pun kompetitif dengan manghadirkan keunggulannya masing-masi...
-
4 Orang Dimintai Keterangan Kejaksaan Negeri Nunukan Terkait Dugaan Korupsi Proyek Siring di BinusanNunukan, JMRN - Kejaksaan Negeri Nunukan telah meminta keterangan kepada 4 orang terkait kegiatan peningkatan pembangunan sarana prasar...
-
Jakarta, RN - Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pendidikan Tinggi Kemenristek Dikti Ali Gufron Mukti dalam sidang lanj...
-
Batam , JMRN - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan meluncurkan program agen penggerak jaminan sosial atau disebut ...
-
Wahyu Wahyudin, Penjaga Kedaulatan Pangan Kepri JMRN- Batam | Tekad Wahyu Wahyudin, Alumni YPTN ( Yayasan Perguruan Tinggi Nasion...
-
Apartemen Cervino Village. Foto: Istemwa Jakarta, RN - Persoalan pengelolaan Apartemen di Jakarta sepertinya tidak ada habisnya. Tak H...
-
Jakarta, RN - Kericuhan yang terjadi akibat pemecatan sepihak manajemen Apartemen Cervino Village terhadap salah satu karyawannya seakan...
Klik untuk menampilkan lebih banyak...
Komentar Anda